Plt Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama pengembangan sentra tani dan perikanan dengan tiga perusahaan nasional di Pantai Panjang Bengkulu, Jumat (16/10).
Prosesi penandatanganan ini dilakukan bersama dengan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Eko Putro Sandjojo, pada momen perayaan HUT Bengkulu ke-50 bertajuk Bengkulu Expo.
“Pak menteri berkomitmen membantu fasilitas kerjasama dengan menyandingkan pemerintah daerah dengan tiga perusahaan nasional yakni Perum Bulog, PT. Hexa Agro, PT.CPP, ” ungkap Gusnan usai pelaksanaan penandatanganan MoU di Bengkulu, Jumat (16/10).
Dijelaskan Gusnan, ketiga perusahaan tersebut bersedia membangun komitmen kerjasama daerah. Kerjasama dengan Perum Bulog merupakan salah satu upaya menekan tingkat kelangkaan beras di Bengkulu Selatan, yang ironisnya fakta di lapangan surplus beras terus terjadi, yang diduga banyak lari ke daerah tetangga.
“Kita patut bersyukur karena Bengkulu Selatan menjadi kabupaten terbanyak yang diberikan kesempatan bekerja sama dengan tiga perusahaan nasional, dan ketiganya selaras dengan program kerakyatan yang kita sedang upayakan,” kata Gusnan.
Adapun dua perusahaan lainnya yakni PT. Hexa Agro yang berbasis pada pengelolaan dan pemasaran produksi hasil jagung pasca panen.
“Jagung adalah adalah salah satu fokus pengembangan. Bengkulu Selatan merupakan wilayah terbesar di provinsi Bengkulu sebagai penghasil jagung. Dengan kerjasama ini stabilitas harga diharapkan dapat terkontrol,” jelas Gusnan.
Dan yang terakhir ialah PT. Centra Proteina Prima merupakan perusahaan pengelolaan olahan ikan dan udang.
Sebagaimana diketahui polemik pengairan irigasi pekolam air deras dan petani selama dua dekade terakhir terus terjadi. Oleh sebab itu diharapkan dengan adanya kerjasama ini dapat menjadi alternatif terkait permasalahan tersebut.
“Hampir 1000 Hektar lahan sawah yang selama ini kekurangan air berangsur normal dan bisa tanam dengan normal kembali setelah kami bergotong royong. Tapi hal ini belum cukup dan itu belum menjadi solusi karena persoalan kolam air deras belum diatasi,” papar Gusnan.
Gusnan berpandangan budidaya ikan patin mempunyai prospek ekonomi yang lebih cerah dari pada ikan nila. Karena ikan patin merupakan produk eksport dan kebutuhan skala industri. Sementara ikan nila selama ini hanya untuk memasok kebutuhan rumah tangga.
“Kami tidak akan lelah dan menyerah mencari solusi walau mungkin ini belum sejalan dengan kawan-kawan di DPRD. Terus dan terus bekerja menyelesaikan masalah dan berinovasi, itu tekad pemerintah Bengkulu Selatan, bersama rakyat kita bisa,” pungkas Gusnan. (MC Bengkulu Selatan)